Photo Lurah

Jun 4, 2010

Reuni CC Eropa 2010


Dari: Steve Haryono [hays35@yahoo.com]
Judul: [LurahCC] Fw: Fwd: foto
Tanggal: Kamis, 3 Juni, 2010, 9:03 AM


Teman-teman,
Sedikit ulasan reuni yang lalu dengan foto-foto. Mudah-mudahan bisa diliat.

Salam,
Steve Haryono CC-75

Reuni CC-2010 - Reeuwijk - Nederland

Pada tanggal 17 April 2010 yang lalu di desa Reeuwijk, Negeri Belanda kembali telah diadakan Reuni untuk alumni Kolese Kanisius. Seperti reuni yang diadakan 3 tahun sebelumnya, kali ini pun reuni diselenggarakan dengan partisipasi dari Sekolah Santa Ursula dan Santa Theresia.

Panitya yang dipimpin oleh Oman Tan Pao-Han (63) dan Edwin The Kwan Young (62) serta beranggotakan Nurman Pasaribu (65), Andre The Hauw Gie (68), Steve Haryono (75), Harry Hakim (66), Tan Liong Hien (63), Han Widya (63), Tan Kie Liang (70) dengan dibantu oleh 3 senior dari angkatan 53 : Hans Brockholtz, Hilman Moechtar, Robby Nyo Kok Liang dan 2 alumni Santa Ursula : Evelyne Kam-Thung dan Wanny Tirtawidjaja telah memulai perencanaan reuni ini sejak bulan Agustus tahun lalu.

Reuni kali ini diadakan di gedung pertemuan 'De Brug' di desa Reeuwijk. Tempat yang agak terpencil, walaupun untuk kalangan keturunan Indonesia tempat ini sudah cukup dikenal karena memang sering dipakai untuk mengadakan pesta. Acara dimulai jam 6 sore dan berakhir sekitar 11 malam. Ada sekitar 165 pengunjung yang datang termasuk panitya.
Setelah ketua panitya memberikan kata sambutannya, para peserta reuni menyantap hidangan yang telah disediakan. Setelah itu sebenarnya acara bebas, mereka yang ingin berdansa bisa mengambil bagian, tetapi sebagian pengunjung lebih senang untuk mengambil kesempatan untuk mengobrol dengan teman-teman yang jarang dijumpainya.

Beberapa muka lama terlihat di ruang reuni. Tn. Liebenstein yang lulus HBS di tahun 1935 datang juga untuk ke 3 kalinya. selain itu beberapa alumni dari angkatan 42, dan juga angkatan 53 banyak terlihat. Dari angkatan 59 terlihat Oei Hong Yoe dan Nyo Kok Tjiang. Juga terlihat Liem Soey Liong dari yayasan TAPOL. Dibandingkan di reuni sebelumnya yang jumlah pengunjung lebih banyak, kali ini lebih banyak terlihat alumni CC yang dari angkatan muda. Mungkin dengan adanya FACEBOOK sebagai sarana komunikasi, reuni kali ini bisa lebih banyak menjangkau generasi muda dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Seperti 3 tahun lalu dimana panitya memberikan surprise show nya yang berupa 'sister act', kali ini panitya memberikan show nya yang berjudul 'The Old Michael Jackson' dengan act Moonwalker. Setelah itu ketua umum PAKKJ Adhi Anondo yang special datang ke Negeri Belanda untuk menghadiri reuni memberikan kata sambutannya.
Sebelum acara ditutup, pembagian hadiah dari acara undian diadakan. Undian ini diselenggarakan untuk mengumpulkan dana untuk ex. guru-guru yang mungkin mendapatkan kesulitan keuangan. Untuk itu Nurman Pasaribu (66) selaku wakil panitya telah memberikan hasilnya ke pengurus PAKKJ di Jakarta.







01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

11

12

13

14

15

Keterangan foto:

Foto-1 : Ferdian Sopatra (1996 - kalau ngga salah) - Edwin The Kwan Young (62) - Pak Hilman Moechtar (53)
Foto-2 : Raport tahun 52-53 - banyak 5 nya ?
Foto-3 : Generasi muda, diatas 1995
Foto-4 : Mengantri beras, eh makan malam :)
Foto-5 : Ferry Oey Yok Bing dan Robby Nyo Kok Liang dari angkatan 53 sedang menerima makanan
Foto-6 : Pengurus Reuni dengan surprise show nya : THE NEW MICHAEL JACKSON
Foto-7 : Di depan : Edwin The Kwan Young (62) di belakang : Harry Hakim (66- cuman terlihat separuh) - Oman Tan Pao-Han (63) - Tan Kie Liang (70) - Hans Brockholtz (53 - Lurah 50-an) - Nurman Passaribu (65) - Tan Liong Hien (63)
Foto-8 : Johannes Firman (77 ?) - Pak Ketum - Igor Worang (77?) - Nurman Passaribu (65) - Hwiet ??? (82 ?)
Foto-9 : Kanan : Tn Liebenstein, alumni tertua, lulus 1935 dengan putri dan menantu nya.
Foto-10 : 2 bersaudara : Johan Sutanto (Tan Kie Han) - 69 dan adiknya Ridwan Sutanto (Tan Kie Liang) - 70
Foto-11 Pak Ketum beraksi
Foto-12 : Steve Haryono (75) - Peter Heru Utomo (Kho San Hauw) (68) - Erwin Wintarto (Oei Hong Djwan) (68)
Foto-13 : Pak Ketum akan memberikan PIN CC ke Lurah Eropa (Steve Haryono-75) dan Ketua Panitya penyelenggara Reuni Oman Tan Pao-Han (63)
Foto-14 : Angkatan 68 : Andre The Hauw Gie - Peter Heru Utomo (Kho San Hauw) - Erwin Wintarto (Oei Hong Djwan)
Foto-15 : Tan Liong Hien (63) - Harry Hakim (66)

Feb 9, 2010

[canigowes] Catatan Kaki.

From: "Willy Theodorus" wtheomail@gmail.com
Date: Mon, 8 Feb 2010 19:05:49 +0700
To: canigowes@yahoogroups.com
Subject: [canigowes] Catatan Kaki.


Yogya...!!!!

5 Februari 2010.
Perasaan campur aduk, begitu pesawat kami mendarat. Yang ada dikepala hanya gowes, gowes, dan gowes. Gak betah rasanya lama2 di pesawat, meskipun perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta hanya ditempuh dalam 1 jam perjalanan. Hanya 1 hal yang tidak membosankan di pesawat adalah moto yang selalu kami baca: I love India. Uhuuii.

Wisma Kagama, tempat kami menginap, letaknya ada di areal Universitas Gajah Mada, atau lebih akrab disebut UGM ini cukup nyaman, apalagi dengan adanya teras di depan, sehingga sepeda2 kami bisa di parkir di dalam teras, teduh dari panas, dan adem dari hujan.

Sore itu, hujan mengguyur kota Yogya, terasa sejuk, di kota yang hanya 157m dpl. Perjalanan ke wisma dengan 2 taksi yang diisi ber-7, dengan bagasi penuh.
Sesampai di wisma, sudah menunggu 3 rekan CaniGowes lain, Oom Nug, Oom Alfo, dan Nte Irene, yang sudah berangkat lebih awal dari pesawat kami, di pukul 6 pagi hari.

Cepat2 langsung kami bongkar sepeda yang dikirim via kereta, yang diatur oleh oom Nug, gak sabar melihat kondisi sepeda, atau mungkin lebih bisa dibilang kangen ama sepedanya.

Dalam 30menit, kami sudah siap berangkat makan sore. Cihuiii!! Hujan bukan halangan dong, wong biasanya juga doyan maen hujan kok ya.
Saya, Oom Risto (beliau sebagai Tour Guide, eh, food guide kali ya..hmm, ntar keliatan kok alasannya kenapa disebut Food Guide), Oom Andrew Linggar (Ketua Umum CaniGowes), oom Tedjo (Sie. Acara, merangkap bendahara), Oom Nug (berbakat jadi fotografer nih), oom Jumed, oom Lala (perawakannya kecil, tapi dengkul kuda), oom Mario, Oom Alfo, dan Nte Irene, start gowes ditengah hujan rintik2, langsung menuju Bakmi Kadin, mie nyemek yang beken. Duh, perut yang dingin karena kosong, dan kena hujan, rasanya angeett banget kesenggol bakmi kadin rebus. Disana kami bertemu dengan kawan lama oom Risto, oom Aji Anggoro, seorang wiraswasta exportir batu2 alam ke Eropa, bersama dengan anaknya sudah menunggu ternyata, dengan oleh2 yang dibawanya, Gathot Tiwul, makanan dari gunung kidul, wuenak rasanya meski perawakannya amburadul. Parutan kelapa yang dicampur dengan ubi2an.

Gak puas rasanya Oom Risto nunjukin tempat makan. Dari Bakmi Kadin, kami langsung diajak jalan jauh ke Sate kambing Klatak Pak Pong, menurut Oom Aji, sate ini biasa aja, tapi uniknya, tusuk satenya dari jeruji roda. Wuiih, apa sih yang tidak menarik buat cyclist, kalo udah ada hubungannya ama sepeda, jauh dekat, dijabanin. Gak tau kalo gowesnya ampir 15km jauhnya, hahaha. Memang unik, tapi rasanya maknyuss, sampe cekot2 kepala, ngebayangin ntar tidurnya ama oom Jumed, Hoekkss. (Biasa nih, di Kanisius, karena semua muridnya cowok, jadi guyonannya ya berkisar antara cowok sama cowok, alias homo).

Oom Risto kayanya gak puas rasanya kalo belum nganterin kita cari makanan andalan Yogya, sangat khas, GUDEG! Ntah kenapa kok namanya Gudeg, kenapa gak Gudek.
Gudeg ini ternyata ada 3 macam, dijual dengan nama berdasarkan wilayah atau daerah. Gudeg yang di jual pagi hari, berbeda dengan yang dijual siang hari, juga beda dengan yang di jual di malam hari. Pagi hari ya makannya pake bubur. Kalo siang hari, gudeg yang dijual kebanyakan kering, dan malam hari gudegnya rada basah, orang jawa bilangnya blenyek. Sangking kenyangnya, tapi penasaran, akhirnya kita ikutin ke gudeg Ibu Lies, di jalan Wijilan. Buat saya rasanya seret, karena kering, jadi gudeg malam itu, dapat nilai 6.5 aja, setelah di katrol 2 point, gara2 kreceknya.

Kirain abis ini pulang, buset deh, kita masih diajak keliling Yogya, lewat Malioboro, wah, memang indah ya, apalagi setelah hujan, lampu mantul ke jalanan. Aneh juga, di Yogya tidak terlihat gedung tinggi, dan memang masih banyak yang menggunakan sepeda. Sepeda montor maksudnya. hehehe.
Yogya di malam hari, karen kebetulan karena itu Jumat malam, banyak anak2 muda yang sudah nongkrong di pinggiran jalan. Tempat yang kami tuju, adalah Kopi Jos, Pak Lek Man. Biasa aja sih yang disajikannya, oom Tedjo memesan kopi Jos. Kopi hitam biasa. ALAMAAKK!!!! Ada ARANGnya di Kopi nya!! wuidih, seru bener ya kalo si tedjo ngunyah tuh arang. Ternyata arang itu supaya perutnya gak sakit. tapi enaknya??? rek rek....wuenak tenaaann!!! Wah, buat yang doyan ngopi, kudu dicoba kopi ini, tapi inget, arangnya jangan di coba ya.

Nongkrong di pinggiran jalan, beralaskan tikar, wah, benar2 suasanya yang berbeda. Sangat mewah. Disini kita duduk ditemani 2 orang teman kita yang bersedia menemani dengan nyanyian mereka, oom Tedjo dengan efek sate kambing muda, yang udah kecampur ama kopi Jos, lupa diri langsung. Gak kerasa, ngeliatin oom Tedjo nyanyi, sampe lupa liat jam, kalo itu udah ampir pukul 1pagi. Waduh, jam 6 harus gowes ke Borobudur. Waaaaaakkk!! !

Akhirnya perjalanan keliling tempat makan (bukan keliling Yogya), selesai, sampe lupa daerah yang kita lewatin apa aja, nama tempat2 yang bagus apa aja. 1 tempat yang saya inget, kita mampir di sebuah taman yang ada pohon beringin 2 buah, berjarak kira2 hampir 20m. Katanya buat setiap orang yang diikat kepalanya, kalo jalan menuju pohon beringin tersebut, pasti gak akan bisa nembus ditengah2 pohon tersebut. Percaya gak percaya, dari jauh, terlihat ada orang yang ditutup kepalanya, awal jalannya udah benar, lurus. Eh, ditengah2 bisa belok ke kanan. hahahaha. Gak luluss!!! Banyak dosa mungkin. Ah, bikin merinding aja. Udah ah, cerita sepeda lagi ya. Kerasa gak, rute malam itu, dijalanin 30km. Mantap. Makan sate kambing, langsung gak berasa berdosa banget.

6 Februari 2010.
Tidur jam 02.30, bangun jam 5. Waduh, rasanya berat banget angkat kepala, tapi Borobudur gitu lho, saya terus terang belum pernah sama sekali liat Candi Borobudur, memalukan memang untuk seorang yang ngakunya bangsa Endonesia. Jadi, harus semangat, bangun, semedi dulu, secangkir kopi, dan olah raga di kloset, cukup untuk menambah semangat gowes di pagi hari.

TENG, jam 6 keluar dengan perlengkapan sepeda. Wuiih, rame ternyata di parkiran, sudah muncul teman2 dari Jogya Folding Bike (JFB), Komselis Semarang, dan teman2 dari Surabaya (duh, namanya apa ya?). Dari JFB turun 7 orang, Komselis 5 orang, dan Surabaya 3 orang. Kami ber-10, dengan nanti ditambah dengan sesepuh goweser kita Oom Anto yang akan rencana melakukan sprint ke Borobudur, langsung dari bandara, karena kesibukan beliau dengan pekerjaannya, menyebabkan beliau baru bisa gabung di pagi hari.

Sepatah 2 patah kata, dari Oom Andrew selaku ketua Umum CaniGowes, disambut dengan 3 patah dan 4 patah kata dari Oom Hanna, selaku ketua Umum Jogya Folding Bike. Beliau kebetulan tidak bisa ikut bersama, karena ada kesibukan di kantor.

Rute yang kami lewatin gak melalui jalur kendaraan roda empat, tapi kami melewati jalur berbeda, menyusur sungai. Wah, suasananya luar biasa, pagi hari, sawah di sisi kiri, ada yang hijau, ada yang kuning, ada yang coklat (ini tanah, bukan sawah), di sisi kanan adalah sungai, dan sisi seberang sungai ada kampung. Wah, Postcard kalo boleh saya sebut. Mudah2an orang dari Jakarta gak cepet2 buta warna ya, karena yang dilihat abu2 melulu, karena gedung tinggi. Di sini, wuiih, mata pegel liat warna hijau terus. Indah sekali. Bentang sawah bisa terlihat sampai ke garis horison. Wah, luar biasa Endonesia!!! I LOVE INDIA, eh, salah, I LOVE INDONESIA!!!

Ternyata tim JFB cukup persiapan lho, mereka menyediakan pisang dan aqua bagi kami yang membutuhkan. Karena sarapannya hanya secangkir kopi, saya gak ragu2 ngambil hampir sesisir pisang yang ditawarkan, itu lho, pisang jarum ya namanya, sing cilik-cilik itu lho. (ciee, dari Yogya, harus bisa ngomong jawa, artinya, yang kecil2 itu lho).

Gak sabar pengen motret, ini kok rombongan suruh gowes terus ya, akhirnya sebagian kelompok CaniGowes ada yang tertinggal di belakang, wuih, kesempatan, ditemani 2 sweeper, duh, kok aku lali ya jenenge... ya iya lah yau, wong kenalan aja belon kok. Buset!! Potret sana, potret sini, sampe ngantri di potret dipinggir sawah, bak mau bikin pas foto, backgroundnya udah ada, tinggal orgnya dijepret, lantas, geser, yang berikut dijepret. hahaha, lucunya. Lebih lucu lagi, Ketua Umum kita, yang pengen banget di potret ama bebek2 yang sedang digiring. Iki wong kota, aneh2 maunya.

Sampai di Ancol, sungai Bawangan kita berfoto2 ria, bersama-sama, sambil menunggu Oom Anto sedang sprint, dengan kecepatan rata2 25km/jam. Mantap oom! Udah cocok jadi...ah sudahlah, angkatan atas, gak berani gue nulisnya...hahahaha .

Ternyata, track yang kita lewatin, gak hanya aspal, kita masuk nyusur lembah yang turunannya harus dituntun, karena jalannya berbatu2 dan lumutan. Wuih, makin seru nih, ini pasti bukan jalan umum. Bener banget, wah, begitu turun ke bawah, disitu hanya ada jalan setapak, lebarnya hanya 1m, lantas kiri dan kanannya hutan, hijauuuu semua, tapi hijaunya glowing lho, bagus banget deh, bukan hijau tua, tapi hijaunya segar sekali, samping kiri tetap ada sungai kecil. Kami susuri, sampai akhirnya keluar lagi ke jalan utama. Duh, maaf nih, saya gak tau persisnya namanya apa (mudah2an teman2 yang tau bisa ikut bercerita menambahkan nama2nya).

Nah, setelah ini le tour nya baru mulai, nanjak, dan nanjak lagi. Mantap banget, tanjakannya tidak curam, tapi tidak landai, tapi cukup membuat heart rate nembus 200bpm (beat per minute). Oom Alfo sempat menyebutkan peak heart ratenya 206, hahaha, saya pikir, itu harga heart rate monitornya, $206. Susah ngeyangin tadi oom Tedjo nyebut, heart rate-nya 750.

Sampai di wilayah Candi Borobudur, sekitar jam 11 pagi, gak kerasa kita gowes sekitar 35km, dan belum sarapan. Ya, ya, ya, ada pisang sih setengah sisir, ehm, juga Beng-Beng 3, Coklat TOP 4, Gelatin (Haribo) setengah kantong.

Makan brunch nya wuenak banget, mungkin karena memang lapar. Sempat2nya Oom Tedjo ganti ban dalam roda belakangnya yang kempes, sangking gak mau ketinggalan, tiap 1-2km, dia lebih memilih mompa daripada ganti ban. Salut oom, semangatnya! !!

Sempat berembuk, gimana caranya masuk ke Candi. Puji Tuhan, ada rekan JFB yang kenal dengan salah satu staf Hotel Manohara, sehingga kami diijinkan masuk dan berfoto sebentar, meskipun, si penjaga hotel kaget, setelah disebutkan berapa sepeda yang masuk. Dua puluh lima sepeda!!!

Hotel Manohara ini berposisi sangat dekat dengan Candi, sehingga, menurut informasi, beberapa petinggi memilih masuk lewat sini, dibandingkan lewat depan, karena di halaman belakangnya persis Candi berada. Berfoto dari halaman belakang, Candi hanya berjarak 200m, wuih, deket banget. Disebutkan Presiden Barrack Obama, akan berkunjung ke Candi, pada bulan Maret mendatang, makanya Hotel ini sudah dijaga ketat oleh karena secret service-nya sudah mulai bekerja dgn aktivitas secret mereka. Tau secretnya apa? Ya saya juga gak tau, wong namanya aja secret kok ya, situ kok ngeyel sih.

Foto-foto, lah itu kan tujuan kita ke Candi ini, bukan gowesnya toh. Wah, beruntung sekali kita bisa lewat sini, sehingga kita bisa foto dengan sepeda kesayangan kita. Lengkap dengan Banner CaniGowes, wah, mewah!!!! Pas banget lho Tuhan itu baik, abis foto-foto selesai pas hujan turun cukup lebat, sehingga kita harus berteduh sebentar di Lobby hotel.

Rencana punya rencana, ternyata abis ini gak gowes ke Yogyakarta, tapi rencana lewat Muntilan. Wuih, mantap. Sebagian rombongan berangkat menggunakan Evac Car karena hujan cukup deras, Tim CaniGowes, nte Irene, akhirnya memilih ikut evac car. Good idea. Tim yang gowes ke Muntilan terbagi jadi 2 rombongan. Yang pertama, gowes pas hujan, dari CaniGowes, ada Oom Risto (wah, saya lupa lho, siapa aja ya...),dari JFB, Komselis Semarang, dan Surabaya. 2 personal JFB, Oom Toni dan Oom Ferry memilih reda, bersama dengan sebagian tim CaniGowes, saya, Oom Tedjo, Oom Anto, Oom Lala, Oom Nug, Oom Mario, Oom Alfo, oom Jumed. Keluar dari hotel hujan ampir reda, dan langit makin cerah, namun di jalan, mendadak gerimis menjadi hujan lebat. Saya gak berani berenti, karena dingin banget, di depan ada Oom Anto dan Oom Mario, sementara di belakang, ternyata terpisah lagi antara Oom Nug, Oom Toni, Oom Ferry. Oom Alfo yang sangat tertinggal, mencoba mengejar Oom Anto, tapi makin jauh, karena hujan lebat, dan akhirnya gowes sendiri, duh, Oom Alfo, so sorry. Beliau ternyata gak bawa HP, karena HP dititipin ke Nte Irene, yang sudah ikut evac car. Hujan begitu lebat, sampai beberapa jalan yang kami lewati kebanjiran. Berbekal keberanian, akhirnya menunggu di pinggir jalan (lho kok itu berani sih, ya iyalah, dingin booo). Untung ada mobil evac yang kembali jadi bisa gowes bersama2 lagi. Meeting point saat itu di Pemuda 181, tempat tape ketan paling enak dunia akherat.

Belanja, belanja, dan belanja. Untung ada evac car yang bisa menampung belanjaan kita. Makasih banget buat Oom Aji yang sudah menyediakan kendaraannya. Kira2 30 menit istirahat, kami bergegas untuk kembali ke tanah air (maksudnya kota Yogya). Terlihat di GPS saya, 23km to Yogya.

Puji Tuhan jalan menuju Yogya dari Muntilan, turunan, wuih, jalannya lebar banget, ada 20-30m, sehingga jalur bersepeda kita gak kepepet2, sungguh luar biasa. Oom Anto nyamper saya, "Will, di GPS, speednya berapa? Cyclo gue mati nih". Saya lirik, "Wuih, 35.6km/j, To. Wuih, mewah banget". Sambil kami tertawa2 happy banget karena kenceng banget speednya. Mendadak kaget ngeliat bayangan hitam guedeee banget nyalip saya. Wuih Oom Tedjo sambil teriak, " Sori ya, kalo turunan gue duluan!!!!". Buset, ini orang gede, pecicilan pula. Kita kejar dia, walah, speednya 40kmh. Hahaha, sambil tertawa2 kami gowes napsu, saya, oom Anto, Oom Mario, dan Oom Tedjo. Kapan lagi di jalan raya, kita gowes dengan kecepatan segitu kira2 5-6km. Wuih, mewah. Tiba2 kaget, wah, lupa ada Oom Lala di belakang. Ups. Bener aja, Oom Lala ngomong pas kita lagi stop, "woi, gowesnya pelan2 dong ya, gue udah mulai gak berasa ama kaki gue nih".

Sesampai di Wisma, kira2 pukul 16.30 sudah ada Oom Risto, oom Linggar, dan oom Ferry. Cuci sepeda, adalah waktu yang paling pas sebelum mandi sore, dan istirahat. Oalah, abis cuci sepeda, lagi2 diajakin makan bakso. Gak tau kalo bakso itu paling pas dimakan pas sore, dan abis hujan. Aduuuh, susah banget nolaknya. Gak bisa gak 1 porsi, baksonya gak tahan enaknya. Haduhhh, ini bukannya tambah kurus karena sepedaan, tambah gemuk karena makan. Abis dari Bakso Pak Narto, Oom Risto mau ajakin kita makan lagi, ampun deh oom, kok bisa sih kuat gitu makannya. Kali ini menuju Siomay goreng. Ampun, comot sana, comot sini, eh, seporsi isinya 7 biji, buset deh. Lengkap deh nutrisi, ada telor, ada kentang, sisanya siomay, hahahaha.

Kaki rasanya kaku banget, pinggang rasanya pegel banget, kalo diinjek, rasanya wuenak tenan. Saya yang belum mandi, dan belum ganti baju, syukur badan saya gak drop, padahal raglan canigowes dari bersih, kering, basah karena keringat, kering lagi, basah karena hujan, dan kering lagi nempel di badan saya. Untung, bakso bikin anget perut. Istirahat 30 menit rasanya gak cukup, untuk bergerak lagi. Jam 20 teng, ditungguin Oom Risto, untuk food Tour. Kali ini makan Nasi Goreng Pak Ndut, legendaris, nasi goreng Babi. Menarik banget, makannya rata2 lesehan, di trotoar, yang dialaskan tikar, semua dempet2an duduk gak beraturan, makan ditemani asap kendaraan yang jalan melintas.

"Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera. Orang duduk bersila. Musisi jalanan mulai beraksi..... .." lirik lagu Yogyakarta yang dinyanyikan Kla Project, terngiang2 di kepala. Wuih, memorable sekali kota ini.

Oom Anto diajak lagi kali ini mencoba menikmati kopi Jos. Si ibu yang jualan ngasih parkir VIP buat sepeda2 kita kali ini. Kaget liat parkir motor panjang banget. Rasanya kemaren hanya setengah jalan, tapi hari ini, penuh banget, maklum karena malam minggu.

Sepanjang jalan, banyak geng sepeda yang lewat lalu lalang, ada MTB-ers, sayang kawan2 kita ini gak patuh keselamatan, mereka gowes tanpa helm, ya rata2 ternyata memang pesepedanya gak pake helm sih setelah diperhatikan. Yang menarik, adalah sekelompok anak muda dengan sepeda onthel, wah, khas banget, mulus2 sepedanya, serasa we belong here. Sepanjang jalan ada bike lane, mewah banget. Kebetulan walikota Yogya gemar sepeda, sehingga dibuatlah bicycle lane, dan kebetulan di Yogya ini, masih banyak yang bersepeda. Duh, beruntung Gubernur Jakarta gak demen Downhill. Wuih, bisa diuruk tuh kota Jakarta.

Dari Kopi Jos, sebagian sudah capek, dan akan istirahat. Jadi kami berpisah dengan Oom Anto, Oom Andrew, Oom Nug. Oom Lala memang tidak ikut semenjak kembali dari Muntilan, karena istirahat.

Menuju Gudeg Pawon, ini makan tengah malam. Lucu, baru buka jam 23.30, weleh, kok bisa ya, dan ngantrinya rek rek. Saya, Oom Tedjo, Oom Alfo, nte Irene, Oom Risto, dan Oom Jumed, sepakat gudeg ini enak banget. Blenyek.
Lucunya tempat ini dari rumah, dan tumbuh, kesebelah-sebelah, hasil jualan gudeg. Masuk ke dapurnya yang masih menggunakan kayu bakar, ibu yang tua, masih ngolah gudegnya, sementara melayani tamu diurus sama anaknya. Orang2 yang ngantri sabar banget menunggu dilayani, meski didalam rumah cukup panas, ditambah kami setelah gowes, badannya keringatan. Kembali duduk lesehan di tikar, menikmati gudeg di malam terakhir di Yogya....ahhhhh besok sudah pulang....:(

7 Februari 2010
Pagi2 bangun, rontok rasanya badan ini. Sarapan pagi jam 8.30, ke SGPC, Sego Pecel Ibu Wiryo, dekat dengan kampus UGM. Wuih, jalan menuju SGPC ramai sekali orang jualan, dan olah raga, menarik sekali, seperti pasar. Semua mata memandang kami, dengan sepeda roda 18" dan 20", mungkin mereka pikir ini rombongan sirkus mau parkir dimana nih buat mentas.

Gak ada kata selain, enak, enak, enak, dan enak, makanan Yogyakarta. Sego Pecelnya oh, bikin lidah kangen saat saya tulis catatan ini. Sangat tidak terlupakan. Istilah yang saya dapat dari seorang kawan, SGPC Gajah Banjir, artinya Sego Pecel, dimana bumbu pecelnya dituangkan sampe banjir. Wadduhh, mau balik lagi...

Kami sempat mampir ke Gudeg lagi, Yu Djum, Mbakyu Djum namanya. terkenal sekali gudeg ini, padahal di halaman depannya masih tanah, bukan aspal. Mobil yang parkir, wah, kelas mewah deh, buat ukuran Jakarta lho.

Es buah duren di kantin mahasiswi UGM memang enak sekali, apa karena itu banyak mahasiswinya, atau memang karena haus? Tapi sekali lagi, tour ini, gak lengkap tanpa kulinernya.

Akhir kata, salut buat semuanya, kebersamaannya, canda gurau yang gak ada habis2nya membuat capek, jadi gak terasa.

Thanks to all. Special thanks to Oom Risto yang hospitality- nya luar biasa nganterin kita dari kuliner ke kuliner. Oom Nugroho yang berbakat foto, dengan foto2nya yang mencengangkan, Oom Tedjo, dengan the magic kantong kresek hijaunya yang senantiasa nraktir kita2. Nte Irene, yang ikut meramaikan suasana. Tak lupa, teman2 yang lain, tanpa kalian, trip ini gak akan lebih menarik.

Total ride; 152.7km. Total acsent 448m, dengan derajat kemiringan tercuram 13%. Total descent 559m.

Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Yogya......
(thanks ya Oom Katon)

W

Feb 7, 2010

Caninews 001 2010
















Hal 1 Hal 2
Hal 3 Hal 4
Hal 5 Hal 6
Hal 7 Hal 8
Hal 9 Hal 10